Topik Nusantara

Anies-Sandi Siapakan Jabatan Strategis ini Khusus Untuk Ahok

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode tahun 2017 hingga tahun 2022 dimenangkan pasangan nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count).

Pasangan ini “menumbangkan” petahana sekaligus nomor utur dua, pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Padahal, saat pemungutan suara putaran pertama, pasangan petahana menang, tapi “tumbang” pada putaran kedua.

Pasangan Anies dan Sandiaga pun tinggal menunggu penetepan pasangan terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta.

Selain itu, juga menunggu, apakah akan ada sengketa hasil pemilihan melalui Mahkamah Konstitusi atau tidak.

Jika tidak ada, “karpet merah” pun siap menyambut pasangan ini.

Sementara, pasangan Ahok, sapaan Basuki, dan Djarot akan menyelesaikan sisa masa pemerintahannya hingga Oktober 2017.

Lalu, setelah itu, apa akan dilakukan Ahok dan Djarot?

Ahok memilih bakal senang-senang bersama dengan keluarganya sebab selama ini waktu kebersamaan dengan keluarga sangat kurang.

“Saya mau jalan-jalan beli Range Rover, jual tanah. Ngapain lagi kerja sampai malam ngurusin orang. Sama keluarga, bisa jalan-jalan naik Range Rover,” ujar Ahok dalam diskusi buku ‘A Man Called Ahok’ di Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Ahok mengaku dirinya ikhlas bila tak terpilih lagi untuk memimpin pemerintahan Jakarta dua periode.

Lebih mengejukan, Ahok mengaku ditawari pekerjaan bergaji Rp 250 juta per bulan bila tak gagal menjabat lagi gubernur.

“Ada yang sudah nawarin kok gaji Rp 250 juta per bulan di luar bonus. Mana bisa dapat duit segitu kalau jadi gubernur,” ujarnya tertawa.

Kursi Penasihat Anies

Sebelumnya, Anies pernah menyatakan ingin menjadikan Ahok sebagai satu di antara penasihatnya aapabila mereka terpilih sebagai gubernur.

Menurut Sandiaga, ide untuk menjadikan Ahok sebagai penasihat itu muncul setelah ia dan Anies mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso,di rumahnya di Jalan Kalimanggis, Jatikarya, Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/3/2017).

Sandi, sapaan Sandiaga, mengatakan, saat masih memerintah, Sutiyoso sempat menjadikan beberapa mantan gubernur DKI Jakarta sebagai penasihat, termasuk Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977.

“Menurut saya nanti di kepemimpinan Mas Anies dan Sandi, kita juga harus merangkul, termasuk Pak Basuki, nanti kita harus ajak sama-sama memikirkan. Supaya continuity, enggak ganti gubernur semua ganti,” kata Sandi.

Pada kesempatan yang sama, Anies menyampaikan, menjalankan prinsip kontinuitas akan membuat gubernur yang sedang memerintah punya hubungan baik dengan pendahulunya.

Selain itu, gubernur yang sedang memerintah bisa menghargai hasil kerja pendahulunya.

“Seperti bangun rumah. Ada yang ngerjain fondasi, ada yang ngerjain temboknya, ada yang ngerjain genteng. Cuma kalau itu beberapa periode, yang kelihatan ya yang genteng saja, padahal sebenarnya prosesnya panjang,” kata Anies.

Lalu, bagaiaman tanggapan Ahok?

Ternyata, dia tak langsung mengiyakan.

Saat dikonfirmasi hal tersebut, dirinya malah tertawa.

“Terimakasih. He-he-he,” kata Ahok, di Hotel Novotel, Jakarta Barat, Kamis (9/3/2017).

Anies-Sandi Siapakan Jabatan Strategis ini Khusus Untuk Ahok
To Top