Topik Bola

Generasi Z ini Bersinar di Liga Champions Termasuk Ansu Fati

Ada sejumlah pemain muda yang masuk dalam golongan Generasi Z, termasuk Ansu Fati, yang tampil apik di matchday 6 fase grup Liga Champions 2019-20.

Generazi Z, atau mereka yang lahir di akhir tahun 90an, adalah generasi yang akan mewakili era baru dalam masyarakat. Mereka juga akan menjadi perwakilan dari pesepakbola generasi baru yang akan segera menggusur muka-muka lama.

Saat ini ada setidaknya delapan nama pemain dari Generasi Z yang sudah mulai unjuk gigi di pentas Liga Champions. Mereka menampilkan sinarnya di klubnya masing-masing.

Khususnya pada matchday 6 alias matchday terakhir fase grup Liga Champions. Mereka semua berhasil mencetak gol di laga matchday terakhir tersebut. Beberapa bahkan membuktikan dirinya mampu menjadi penentu kemenangan timnya.

Siapa saja para pemain dari Generasi Z itu yang bersinar di matchday terakhir fase grup Liga Champions 2019-20? Seperti dilansir AS, berikut nama-nama mereka.

Dari mereka semua pemain Generasi Z, Ansu Fati adalah orang yang menulis namanya dalam catatan sejarah. Melawan Inter Milan, dengan latar belakang San Siro yang terkenal, bintang muda Barcelona ini menjadi pemain termuda yang mencetak gol dalam sejarah Liga Champions (namun tidak saat turnamen ini masih bernama European Cup).

Ia mencetak gol dalam usia hanya dalam 17 tahun dan 40 hari. Selain itu, golnya di menit ke-86 membuat Blaugrana pulang dengan kemenangan 1-2 atas Nerrazurri.

Jika Barcelona punya Ansu Fati, maka Real Madrid punya Vinicius Junior. Vinicius, 19 tahun, mencetak gol untuk membuat skor berubah menjadi 1-2 saat Madrid bersua Club Brugge di Belgia.

Gol itu yang kemudian membantu Madrid meraih kemenangan 1-3 dalam pertandingan yang, meskipun tidak penting untuk langkah mereka ke fase sistem gugur, berfungsi sebagai dorongan kepercayaan diri bagi manajer dan pasukannya menjelang duel penting melawan Valencia dan Barcelona di pentas La Liga.

Selain Vinicius Junior, Real Madrid juga punya amunisi muda dahsyat lainnya dalam diri Rodrygo. Pemain yang saat ini masih berusia 18 tahun itu mencetak gol pembuka bagi Madrid saat mereka melawan ke markas Club Brugge.

Aksi Rodrygo tak berhenti sampai di situ. Ia kemudian memberikan satu assist kepada Vinicius untuk mencetak gol kedua Real Madrid dan pada akhirnya membantu klubnya menang 1-3. Performa apik Rodrygo tentu akan membuatnya makin percaya diri ke depannya.

Selain Real Madrid, tim ibukota lainnya yakni Atletico Madrid juga memulai usahanya meremajakan tim dengan merekrut pemain muda dalam diri Joao Felix. Anak muda berusia 20 tahun ini dibeli dengan menelan biaya 127 juta euro dan, meskipun usianya masih muda, diharapkan untuk melangkah maju seperti yang dilakukannya pada malam-malam di Liga Champions.

Atletico bermain melawan Lokomotif Moscow di matchday 6. Di laga itu mereka mendapat hadiah penalti, yang sayangnya gagal dieksekusi oleh bek kanan timnas Inggris, Kieran Trippier.

Atletico butuh kemenangan di laga itu. Dan saat Atletico mendapat hadiah tendangan penalti kedua, Joao Felix maju dan mengeksekusi penalti itu. Ia sukses melakukannya dengan tenang dan membuat Atletico akhirnya menang 2-0.

Saat seorang pemain Inggris gagal mencetak gol di kota Madrid, pemain Inggris yang lain menempatkan timnya dalam posisi unggul di Jerman. Ia adalah Jadon Sancho, andalan Dortmund.

Pemain berusia 19 tahun ini mencetak gol pertama untuk Dortmund melawan Slavia Praha dan akhirnya mereka menang dengan skor 2-1. Hal itu menempatkan mereka ke babak sistem gugur.

Ia bisa dibilang sebagai properti terpanas di bursa transfer Eropa. Pemain berusia 20 tahun itu sudah bersinar bersama PSG dalam beberapa musim terakhir.

Mbappe menambahkan gol keempat untuk kemenangan 5-0 PSG atas Galatasaray. Gol itu memang kurang penting tetapi masih menjadi pengingat apa yang ia berikan secara konsisten kepada timnya.

Manchester City juga memiliki permata Generasi Z yang bernama Phil Foden. Gelandang berusia 19 tahun ini dimainkan sebagai starter oleh Josep Guardiola di laga tandang ke markas Dinamo Zagreb.

Ia tampil memuaskan bagi The Citizen. Ia mampu menyumbangkan satu gol.

Foden juga memberikan satu assist pada gol Gabriel Jesus. Ia pun membantu Man City menang 1-4.

Sementara itu pemain berusia 19 tahun lainnya, Ryan Sessegnon, mengambil keuntungan dari kesempatan yang diberikan kepadanya oleh pelatih baru Tottenham, Jose Mourinho melawan Bayern Munchen. Di laga ini ia dijadikan starter oleh manajer asal Portugal tersebut.

Sessegnon menyumbangkan satu gol di pertandingan tersebut. Sayangnya ia tak bisa menghindarkan Tottenham dari kekalahan dengan skor 3-1 di Allianz Arena. Namun setidaknya dari laga itu mantan pemain Fulham ini bisa menunjukkan potensi besar yang dimilikinya saat menyerang.

Generasi Z ini Bersinar di Liga Champions Termasuk Ansu Fati
To Top