Topik Nusantara

Mulai Bermunculan Nama-Nama yang Bakal Masuk Menteri Kabinet Jokowi

Isu perombakan kabinet kembali bergulir setelah Presiden Joko Widodo melontarkan pernyataan tentang target yang dipasang untuk para menterinya. Jokowi mengatakan menteri yang tidak mampu menyelesaikan target bisa saja diganti.

Menurut pengamat politik Ray Rangkuti, ada sejumlah menteri yang rawan dicopot, di antaranya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil. Presiden Jokowi sebelumnya mematok target kepada Sofyan Djalil untuk mensertifikasi lima juta bidang tanah tahun ini. Lalu pada 2018 ditargetkan tujuh juta sertifikat dan tahun 2019 ditargetkan sembilan juta sertifikat.

Namun, saat ini, dari 126 juta bidang tanah, baru 46 juta yang tersertifikasi atau ada lebih dari 60 persen yang belum disertifikasi. “Dalam pidato, yang jelas disinggung adalah Menteri Agraria. Tapi, saya pikir, kalau benar ada perombakan kabinet, kali ini tidak akan terlalu banyak yang diganti,” ujar Ray.

Ray menuturkan alasan yang dilontarkan Presiden Jokowi terkait dengan kinerja dan performa para menteri itu bisa jadi bukan alasan sebenarnya untuk melakukan perombakan. “Kemungkinan perombakan kali ini bukan hanya semata-mata karena kinerja, tapi juga politik,” katanya. Jika terkait dengan politik, Ray mengatakan menteri dari Partai Amanat Nasional masuk dalam kriteria yang dibidik untuk dikeluarkan dari Kabinet Kerja.

PAN saat ini mengirimkan Asman Abnur di Kabinet Kerja sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. “Masuk akal kalau PAN yang dibidik, di antaranya karena di tengah gejolak politik yang luar biasa ini PAN bukannya di sisi Presiden Jokowi tapi malah berhadapan,” ucapnya.

Ray mencontohkan kasus hak angket yang digulirkan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Jokowi untuk meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diberhentikan karena terjerat kasus dugaan penistaan agama pada Februari lalu. PAN menjadi pengusul hak angket itu bersama dengan Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat.

Sikap PAN berbeda dengan sikap partai politik pendukung pemerintah lain yang memilih menolak hak angket dalam kasus itu. “Ibaratnya, kalau kawan tidak ada saat dibutuhkan, ya buat apa berada di sana.”

Sedangkan menurut pengamat Politik Petrus Salestinus sangat tidak elok jika benar isu reshuffle kabinet jilid III terlaksana. Pasalnya pemerintahan Presiden Joko widodo baru berjalan tiga tahun. “Sebetulnya tidak elok seorang kepala negara sering-sering melakukan reshufle kabinet, padahal usia pemerintahan baru berjalan belum tiga tahun tetapi reshufle kabinet sudah dua kali dilakukan dan akan menyusul reshufle yang ketiga,” katanya kepada INILAHCOM, Minggu (9/4).

Ia menjelaskan, jika reshuffle tetap bergulir, dapat menjadi bukti bahwa Presiden Jokowi belum sepenuhnya menggunakan hak prerogatifnya untuk memilih putra terbaik bangsa ini memimpin kementerian negara sesuai dengan keahliannya. “Presiden Jokowi memberi kesan bahwa penunjukan seorang menteri untuk membantu di kabinetnya masih ditentukan oleh Parpol pendukung pemerintahannya sehingga kualitas dan loyalitas menterinya menjadi tidak fokus pada bidang tugasnya dan kepada kepentingan Kabinet Kerja Presiden Jokowi,” ulasnya.

Diberitakan sebelumnya, beredar kabar bahwa Presiden Joko Widodo akan mereshuffle atau memindahkan beberapa menteri di kabinet kerja. Reshuffle menteri jidi III dikabarkan akan dilakukan oleh Presiden Jokowi seusai pelaksanaan Pilkada serentak di tahun 2017 ini.

Beberapa menteri yang akan direshuffle oleh Presiden Jokowi ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dia akan dipindah menjadi menteri Menteri Koordinator Perekonomian gantikan Darmin Nasution,

Selain itu nama Rini Soemarno juga belakangan disebut-sebut. Rini dikabarkan akan dipindah dari menteri BUMN menjadi Kepasa Staf Kepresidenan menggantikan posisi Teten Masduki.

Tak kalah menarik nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga terseret. Menteri Susi dikabarkan akan direshuffle Presiden Jokowi dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan dan belum diketahui akan ditempatkan di posisi apa.

Tak hanya itu, posisi PAN di pemerintahan juga dikabarkan bakal dievaluasi Presiden Jokowi. Pasalnya, kebijakan PAN belakangan berseberangan dengan pemerintah atau keinginan Presiden Joko Widodo.

Diantaranya mengenai dukungan pada calon kepala daerah DKI Jakarta. Hampir semua partai pendukung pemerintah, memberikan dukungannya pada Basuki-Djarot, hal beda dilakukan oleh PAN. Mereka mendukung calon lain melawan Basuki-Djarot. Kemudian, PAN ngotot dengan hak angket untuk menurunkan Basuki Tjahaja Purnama dari gubernur DKI Jakarta. Padahal partai pendukung pemerintah menolak adanya hak angket tersebut.

Faktor Ahok

Sementara pengamat politik Hendri Satrio mengaku sudah memprediksi wacana reshuffle kabinet, sebelum pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI 2017. Ia mengakui wacana perombakan Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi menjadi pembicaraan yang populer. “Setelah pilkada akan trending topic reshuffle, terbukti. Reshuffle kan dibicarakan sejak lama,” kata Hendri melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Senin (24/4).

Jika Presiden Jokowi menginginkan dua periode masa pemerintahannya, Hendri mengatakan janji kampanye harus terwujud, dan masyarakat dapat melihat hasilnya dalam 4,5 tahun. Kemudian, kata Hendri, Jokowi harus memperkuat dan membentuk tim sukses untuk maju di periode kedua “Meskipun kurang tepat, ada pula muncul spekulasi menyelamatkan mantan koleganya (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok) di Jakarta,” tutur Hendri.

Kalau benar (reshuffle) untuk membuat Ahok masuk, lanjut Hendri sangat disayangkan. “Enggak kekurangan yang mendera, seperti enggak punya tokoh lainnya,” tambah Hendri.

Bila reshuffle dilakukan, Hendri menuturkan PKB dan PPP dapat terancam. Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, PKB dan PPP mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua, tetapi tidak memberikan hasil yang signifikan. “PAN yang konsisten dengan pendiriannya akan dianggap positif oleh Jokowi, konsisten dan loyal. Ini akan menjadi poin plus, PKB dan PPP terancam,” ulas Hendri.

Mulai Bermunculan Nama-Nama yang Bakal Masuk Menteri Kabinet Jokowi
To Top