Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin menemui Presiden Joko Widodo. Namun, ia menyebut ada tiga orang di sekeliling Presiden yang melarang Presiden bertemu dengan dirinya.
“Saya diberitahu konon katanya, ada tiga sumber yang memberi tahu saya, beliau ingin sebenarnya bertemu dengan saya. Cuma, dilarang oleh dua hingga tiga orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya, ‘hebat juga ini yang bisa melarang Presiden kita bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden’,” kata SBY dalam jumpa pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
SBY tidak menyebut identitas orang yang melarang Presiden bertemu dengannya. Namun, ia menyatakan pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat penting untuk menjernihkan sejumlah isu yang menyeret namanya.
SBY berencana membicarakan berbagai isu mulai dari demonstrasi 4 November 2016 hingga terkait makar.
”Kalau bisa bertemu, saya ingin bicara dengan beliau blak-blakan siapa yang beri info intelijen kepada beliau, aksi 411, menunggangi, pemboman dan urusan makar,” kata SBY.
“Saya ingin melakukan klarifikasi secara baik, dengan niat dan tujuan yang baik supaya tidak menyimpan, baik saya dan Pak Jokowi, prasangka, praduga, perasaan enak tidak enak, dan saling curiga,” kata SBY lebih lanjut.
SBY mengadakan konferensi pers khusus menanggapi sidang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Selasa (31/1) kemarin. Dia menyebutkan penyadapan ilegal sebagai kejahatan serius.
“Saya soroti masalah itu. Kalau benar percakapan saya dengan Ma’ruf atau dengan siapa saja disadap tanpa dibenarkan undang-undang, itu namanya penyadapan ilegal,” kata SBY di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/3).
Dalam sidang Ahok kemarin, kuasa hukum Humphrey Djemat menuding Ketua MUI Ma’ruf Amin mendapat telepon dari SBY yang meminta MUI mengeluarkan fatwa soal ucapan Ahok yang mengutip surat Al Maidah ayat 51. Fatwa tersebut dikeluarkan pada Oktober 2016.