Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengaku kaget dengan latar belakang para tersangka maupun terpidana kasus korupsi.
Laode mengaku tersentak karena tingkat pendidikan mayoritas para pelaku korupsi bergelar master.
“Saya kaget, dari segi tingkat pendidikan, dari hampir 600-an koruptor yang ditangkap KPK, yang paling dominan pendidikannya adalah Strata 2, master,” kata Laode dalam sambutannya di acara peluncuran buku modul naskah kode etik dan rekrutmen partau politik, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Laode menuturkan, setelah strata 2, latar belakang pendidikan koruptor yang paling banyak adalah strata 1, baru kemudian strata 3 yang berjumlah sekitar 40 orang.
Selain itu, Laode menyebutkan, para koruptor didominasi pemegang kekuasaan. Dan dari semua kasus korupsi yang telah berkekuatan hukum, 32 persen merupakan kader partai.
“Kenyataan itu membuat kita miris. Tolong tunjukkan saya siapa politisi yang bisa diteladani. Masak kita harus gali lagi Nasir, sudah almarhum lama sekali,” ucap Laode.
Menurut Laode, masyarakat Indonesia butuh politisi yang bisa menginspirasi anak muda.
Untuk mencetak politisi inspiratif, KPK membuat program Politik Cerdas Berintegritas yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
KPK juga meluncurkan modul naskah kode etik dan rekrutmen partai politik untuk membuat partai politik dan politisi dapat memberikan teladan kepada masyarakat.