Kerabat almarhumah Najemiah, Ali menyebut Dimas Kanjeng Taat Pribadi memiliki guru berusia 600 tahun.
“Ada selebaran fotonya dari mereka. Katanya ada mahaguru yang umurnya 600 tahun,” ujar Ali sambil menunjuk kertas bergambar sembilan mahaguru itu, Selasa (4/10/2016).
Dengan cara itu, keluarga almarhumah Najemiah tergoda instruksi Dimas Kanjeng. Mereka diminta memberikan sejumlah uang.
“Kami bawa dengan jumlah bervariasi. Kadang dibawa langsung, ada juga yang ditransfer melalui rekening,” ungkap Ali.
Ketujuh maha guru Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang diagung-agungkan pengikutnya, ternyata bukanlan orang pintar atau punya ilmu agama yang mahir.
Mereka punya latar belakang yang memprihatinkan. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Argo Yuwono menjelaskan, beberapa di antaranya merupakan pengemis, gelandangan, pemulung dan penjual kopi di Jakarta.
“Tujuh maha guru itu direkrut Vijay atas perintah Taat Pribdi. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap, ada yang jadi gelandangan dan penjual kopi,” ucap Argo, Minggu (6/11/2016).
Sebelum direkrut Vijay, ketujuh maha guru tinggal di rumah-rumah petak kawasan Tomang Jakarta Barat.
Mereka sengaja direkrut untuk mengelabuhi para pengukut Dimas Kanjeng dan tertarik bergabung. Selanjutnya menyetorkan uang ke Dimas Kanjeng.
Guna meyakinkan pengikutnya, pria yang semuanya berjengot ini diberi jubah dan sorban layaknya seorang kyai atau ulama. Perannya sebagai tokoh spiritual dalam acara seminar yang digelar di Jakarta.
Ketujuh maha guru yang ditangkap di Jakarta, selanjutnya diterbangkan dan tiba di Surabaya pada Minggu (6/11/2016) .
Ketujuh maha guru dari Taat Pribadi yang ditangkap, yakni Ratim Alias Abah Abdurrohman, Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, Murjang alias Abah Naga Sosro, Marno alias Abah Kholil, Acep alias Abah Kalijogo, Sadeli Alias Entong dan Sutarno alias Abah Sutarto.