Kelompok militan isis Bertanggung Jawab atas Bom Paskah Sri Lanka
Topikindo.com– Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas delapan serangan bom beruntun di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka di Hari Paskah pada Minggu 21/4.
“Mereka yang melakukan serangan dengan target anggota koalisi pimpinan Amerika Serikat dan umat Kristen di Sri Lanka kemarin lusa adalah militan kelompok ISIS,” Begitu pernyataan yang dilansir dalam media propaganda ISIS, sebagaimana dikutip Topikindo.com.
ISIS memang mulai terdesak dan kehabisan wilayah kekuasaan di Irak dan Suriah akibat gempuran besar-besaran koalisi serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat.
Sejak Presiden AS, Donald Trump, mendeklarasikan bahwa ISIS sudah kalah di daerah kekhalifahannya, kekuatan kelompok militan pimpinan Abu Bakar Baghadi itu pun dilaporkan terus menyusut dan dianggap tak berdaya lagi.
Hingga kini, belum ada konfirmasi kebenaran klaim ISIS ini. Selama ini, ISIS kerap mengklaim sepihak sejumlah serangan mematikan di berbagai penjuru dunia. Namun kemudian, klaim itu terbukti salah.
Pemerintah Sri Lanka sendiri belum memberikan komentar terkait klaim ISIS atas rangkaian serangan yang merenggut 321 nyawa tersebut.
Namun sebelumnya, Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, Menyatakan bahwa berdasarkan investigasi awal, rangkaian serangan di negaranya itu diduga merupakan bentuk balas dendam atas serangan teror di Christchurch, Selandia Baru.
Setidaknya 50 orang tewas dalam penembakan di dua masjid Kota Chrischurch pada 15 Maret lalu. Penembakan terjadi ketika jemaah masjid tengah melakukan ibadah.
Serangan di empat masjid dan tiga hotel mewah di Sri Lanka ini juga terjadi saat umat Kristen yang merupakan mayoritas di negara tersebut sedang merayakan hari kebangkitan Yesus.
Pemerintah Sri Lanka sendiri menuding kelompok militan lokal, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ), sebagai dalang di balik delapan serangan bom tersebut.
Sejumlah ahli internasional juga mengatakan bahwa meski serangan dilakukan oleh militan lokal, kelompok itu kemungkinan berhubungan dengan Al Qaidah atau ISIS.