Topik Politik
Cagub DKI Jakarta Harus Adu Program Bukan Mainkan Isu SARA
Notice: Undefined variable: post in /home/berita7up/topikindo.com/wp-content/themes/topikindo/amp-single.php on line 114
Notice: Trying to get property 'ID' of non-object in /home/berita7up/topikindo.com/wp-content/themes/topikindo/amp-single.php on line 114
Notice: Undefined variable: post in /home/berita7up/topikindo.com/wp-content/themes/topikindo/amp-single.php on line 115
Notice: Trying to get property 'ID' of non-object in /home/berita7up/topikindo.com/wp-content/themes/topikindo/amp-single.php on line 115
Isu berkaitan dengan suku, agama dan ras (SARA) harus dicegah dalam Pilgub DKI Jakarta. Masyarakat diminta tidak terpengaruh dengan isu SARA yang sengaja diembuskan untuk menjegal pasangan calon.
“Pilkada Jakarta menjadi ujian terberat dalam persoalan SARA. Jakarta bisa lolos, (bila) melalui ini dengan baik. Saya punya optimisme Indonesia bisa lebih baik. Jika Jakarta gagal menangani Pilkada sekarang, ini mungkin nanti ada eskalasi lebih buruk,” ujar Ketua
PP Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia PBNU, Rumadi dalam diskusi bertajuk ‘Tolak SARA dalam Pilkada’ di Kedai Deli, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
Rumadi meyakini warga Jakarta tidak akan mudah terpancing dengan isu SARA. Para pemilih harus tetap fokus memperhatikan program kerja pasangan calon nantinya.
“Saat ini masyarakat Jakarta sudah tersekulerisasi membedakan antara agama dan non agama. Semakin lama saya yakin masyarakat Jakarta dan Indonesia menjadi dewasa,” ujar Rumadi.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti. Menurutnya, isu SARA tidak akan mempengaruhi elektabilitas seorang calon kepala daerah.
“Sebetulnya benar, publik kita tidak terbakar isu itu. Isu SARA ini tidak memiliki signifikansi menggeser eletabilitas. Adapun penurunan elektabilitas dalam angka yang wajar,” ujar Ray.
Sementara Juru Bicara LSM Aspirasi Indonesia, Iryanto Djoe mengatakan, pelaksanaan Pilgub Jakarta akan menjadi barometer Pemilu. Penanganan isu SARA menadi sangat penting agar tak ada kampanye hitam yang menjatuhkan pasangan calon di Pilkada.
“Kalau Jakarta gagal (penanganan SARA) itu bisa bermuara pada persoalan lebih serius,” kata Djoe.
Karena itu untuk membangun demokrasi yang sehat, dibutuhkan kampanye yang konstruktif dan cerdas melalui adu argumen program.
“Tentu saja kampanye yang cerdas tidak dilarang mengkritik. Tapi apakah itu kritik konstruksif, kritik konstruksif itu memberikan solusi. Anda sebut saja soal infrastruktur, public service, macet, banjir, reklamasi dan masih banyak isu seksi yang bisa dimainkan dan mendidik,” imbuh dia.