Inilah 10 berita yang paling banyak Anda baca di Tahun 2016.
1. Kisah Shandra Woworuntu, WNI korban perbudakan seks di Amerika
Sesaat setelah mendarat di Amerika Serikat, Shandra Woworuntu langsung dijerumuskan ke dunia prostitusi dan perbudakan seksual. Ia dipaksa menjadi pelacur, mengkonsumsi obat-obatan dan mengalami kekerasan. Ia melarikan diri dan sempat menjadi gelandangan, sebelum bertemu dengan seseorang yang menghubungkannya dengan biro federal Amerika Serikat, FBI.
2. Trump jadi presiden, AS masuk 10 risiko tertinggi di dunia
Berita ini sebenarnya dibuat jauh sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada tanggal 8 November 2016.
Kajian the Economist Intelligence Unit (EIU) pada Maret 2016 menyebutkan, kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat merupakan salah satu 10 risiko tertinggi yang dihadapi dunia.
Divisi riset dan analisa majalah the Economist itu memperingatkan bahwa keberadaan Trump pada kursi presiden AS bisa berdampak pada situasi keamanan dan politik dunia.
Pada skala risiko 1 hingga 25, naiknya Trump sebagai presiden AS dikategorikan 12. Berdasarkan angka tersebut, Trump menduduki peringkat enam dalam 10 risiko tertinggi.
Trump sendiri akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat pada bulan Januari 2017.
3. Mengapa ‘tak banyak suara’ untuk Intan dan korban bom gereja Samarinda?
“Pelaku yang melakukan pengeboman di gereja kemarin itulah penistaan luar biasa terhadap agama,” kata Ahmad Nurcholish, aktivis LSM Pusat Studi Agama dan Perdamaian (ICRP), terkait bom yang meledak di pelataran Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda Kalimantan Timur pertengahan November lalu.
Sebagian pengguna media sosial mempertanyakan mengapa penolakan atas ‘aksi teror yang mengatasnamakan agama’ itu tidak kencang disuarakan seperti dugaan penistaan agama, terkait dengan Ahok.
4. Mengapa publik tak membicarakan Yuyun, remaja yang mati diperkosa 14 pemuda?
Drama di ibu kota Jakarta dan kasus korupsi jauh lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan kasus perkosaan. Itulah kritikan netizen terkait kasus remaja di Bengkulu yang meninggal setelah diperkosa oleh 14 pemuda.
Awal Mei lalu, tak banyak media yang memberitakan kasus ini. Baru setelah media sosial diramaikan dengan tagar antara lain, #NyalaUntukYuyun, baru kemudian muncul protes menuntut ditingkatkannya hukuman untuk pelaku kekerasan seksual.
September lalu, salah seorang dari enam terdakwa kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan siswi SMP bernama Yuyun dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Curup, Bengkulu,
5. ‘Hoax’ seputar kasus Ahok, FPI, 4 November
Apakah Anda khawatir atau tidak bisa membedakan berita-berita palsu yang beredar terkait Ahok, Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Rizieq Shihab dan aksi 4 November?
Pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan, ”(kabar-kabar bohong) itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan secara berlebihan. Sekedar khawatir iya, makanya pemerintah harus bertindak, karena tetap saja masih bisa ada yang bisa termakan.”
6. Apa yang salah dengan festival masakan babi di Semarang?
Festival aneka makanan babi yang diklaim sebagai pertama di Semarang menuai diskusi publik, setelah sebuah ormas Islam dilaporkan protes atas penyelenggaraannya.
Acara yang diberi nama Pork Festival 2016 bulan Februari lalu diselenggarakan untuk memperingati tahun baru Imlek, menurut Komunitas Kuliner Semarang selaku panitia.
7. Liliyana-Tontowi tunjukkan arti toleransi di Olimpiade Brasil
“Yang satu Muslim dan yang satunya lagi Katolik, yang satu (Jawa) dan yang satunya lagi keturunan Tionghoa. Tapi mereka bahu membahu berjuang bersama, saling mendukung dan mensupport menutupi kelemahan masing-masing. Tidak ada permusuhan dan tidak ada kebencian diantara mereka. Dan mereka membawa EMAS untuk INDONESIA,” tulis salah seorang pembaca.
“Owi dan Butet sudah menunjukkan arti toleransi, persatuan, perjuangan, dan persaudaraan sesama anak bangsa,” tambahnya.
Liliyana dan Tontowi meraih satu-satunya medali emas bagi Indonesia tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2016.
8. ‘Mereka tidak terima kos untuk anak Papua’
Kisah sejumlah pemuda Papua yang melanjutkan studi di Yogyakarta dan kesulitan mencari tempat kos.
Cerita lain termasuk pelajar Papua yang diminta pergi dari halaman kampus oleh seorang dosen. Mahasiswi yang sedang duduk sambil merajut Noken itu dihampiri diminta pergi karena ‘dia orang Papua’.
Testimoni mahasiswi yang tak ingin disebut namanya ini lantas dibagikan dalam sebuah unggahan Facebook, memicu perbincangan di dunia maya.
9. Cambuk pertama atas non-Muslim di Aceh, tak sesuai syariat
Bulan April lalu, seorang perempuan beragama Kristen di Takengon, Aceh dihukum cambuk karena menjual alkohol.
Pelaksanaan hukuman cambuk terhadap non-Muslim ini tak sesuai dengan aturan dalam Syariat yang hanya diterapkan untuk Muslim, menurut kepala dinas Syariat.
Syahrizal Abbas, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh mengatakan dalam qanun jinayah diatur jelas bahwa pemberlakuan hukuman hanya untuk Muslim.
“Kecuali bila dia (pelaku) dengan sadar minta dihukum cambuk, atas kesadaran sendiri. Garansi bahwa syariat hanya berlaku bagi Muslim adalah UU No 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh,” kata Syahrizal.
10. Proyek bugil massal di kota Hull, Inggris
Kota Hull, Inggris, dipilih sebagai tempat berikutnya untuk menggelar kerumunan orang-orang yang bertelanjang massal, untuk kepentingan seni.
Fotografer internasional terkemuka, Spencer Tunick pada Juli lalu menciptakan karya terbarunya di sana untuk merayakan status Hull yang tahun 2016 ini ditetapkan sebagai kota budaya Inggris Raya.