Korban penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Namun, yang paling heboh adalah Najemiah dari Makassar, Sulawesi Selatan. Najemiah disebut menyetor dana hingga Rp200 miliar. Tapi? Bagaimana Najemiah bisa kenal dan tahu tentang Dimas Kanjeng.
Seperti dilansir dari Fajaronline.com, salah seorang kerabat Najmiah berinisial TD mengungkapkan, beberapa tahun silam Najmiah merasakan sakit di kakinya. Dia tidak bisa berjalan dan terpaksa menggunakan tongkat.
Kebetulan Najmiah bertemu dengan temannya dari Malaysia. Dia sempat menderita lumpuh dan berhasil sembuh ketika berobat ke Dimas. Teman yang tidak diketahui identitasnya itu menyarankan agar Najemiah berobat ke Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur.
Kemudian, Najemiah melakukan perjalanan ke Probolinggo. Disana dia menjalani terapi. Selang beberapa lama, Najmiah merasa sedikit sehat setelah diobati Dimas Kanjeng. Najemiah akhirnya menyumbangkan uangnya untuk membantu pengembangan padepokan.
TD menambahkan, saat Najemiah ke Probolinggo belum ada yayasan dan padepokan sebesar dan seluas sekarang. Hanya sekadar padepokan kecil untuk pengobatan.
“Jalan dan beberapa fasilitas di padepokan itu semua disumbang Najemiah. Jadi memang, Bunda (Najemiah) itu merupakan penyetor uang terbanyak se-Indonesia,” kata TD, Minggu (2/10/2016).
Najemiah akhirnya menjadi penyandang dana terbesar di Padepokan Dimas Kanjeng. Untuk membalas budi, Dimas menganggap Najemiah orang terpandang. Saat ada pertemuan Najemiah selalu disediakan tempat duduk tepat di samping Dimas. Hingga akhirnya, Najemiah dianggap sebagai orangtua angkat Dimas.
Najemiah akhirnya menyetorkan uang Rp200 miliar, hal ini dilakukan setelah Dimas Kanjeng menjanjikan uang tersebut akan berlipat ganda menjadi Rp1m8 triliun.
Namun, uang tersebut tidak pernah cari. Padahal, Najemiah sering menanyakan ke Dimas. Karena merasa kesehatannya menurun, Najemiah akhirnya pulang ke Makassar. Selang beberapa bulan, dia meninggal.
