Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Ke Dollar AS Turut Terimbas Bisnis Ponsel
Topikindo.com– Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut berimbas pada bisnis ponsel dan daya beli konsumen. Berdasarkan pemantauan Topikindonesia.com di salah satu pusat bisnis ITC Kuningan, Jakarta Selatan sejumlah penjual mengatakan daya beli konsumen menurun drastis seiring dengan terkaparnya nilai tukar rupiah.
Adi, salah satu pemilik toko ponsel di ITC Kuningan mengaku cukup terkejut dengan penurunan ini. Dalam beberapa Bulan terakhir, bisnisnya harus menelan penurunan penjualan yang cukup signifikan.
“Saya semalam baru liat hasil rekapitulasi grafik toko, hasilnya penjualan harian menurun 50 persen. Padahal biasanya ramai,” ujar Nila kepada Topikindo.com di tokonya .
Ia menambahkan menurunnya angka penjualan juga terimbas dari kenaikan harga dari distributor. Kendati demikian, Adi mengakui jika ada kenaikan harga dari distributor resmi, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan perlakuan serupa.
Pasalnya, ia mengatakan pedagang masih harus memikirkan persaingan antar pedagang. Jika salah menetapkan harga, menurutnya pedagang bisa tidak akan dilirik konsumen yang mencari pedagang dengan harga lebih murah.
Alasan lain yang membuat toko tidak bisa menaikkan harga di tengah-tengah merosotnya daya beli konsumen akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Imbasnya, pihak toko harus rela mengurangi keuntungan untuk menahan harga ponsel agar stabil
Sebagai langkah antisipasi, Adi mengatakan pihaknya masih memasok barang-barang untuk memenuhi permintaan konsumen di tengah melemahnya nilai rupiah. Pasalnya dari distributor sendiri, harga ponsel juga belum mengalami kenaikan.
Strategi offline-to-online
Penurunan penjualan yang lebih signifikan dialami oleh pemilik toko lain di ITC Kuningan, Nisa. Nisa mengatakan tokonya mengalami penurunan penjualan hingga 70 persen. Senada dengan Adi , ia juga mengatakan lemahnya nilai tukar rupiah belum menaikkan harga ponsel, tapi menurunkan daya beli konsumen.
Oleh karena itu, ia mengatakan dirinya mulai menjual melalui platform online. Ia mengakui bisa gulung tikar kalau hanya bergantung pada penjualan secara offline (toko).
Biasanya kalau dolar naik, harga ponsel naik. Ini belum naik tapi daya beli konsumen turun. Penjualan bisa turun di angka 70 persen sehari-hari. Bisa mati kalau berjualan di toko saja,” Ujar Adi.