Membedah Kisruh Penutupan Sebagian Pemerintahan Amerika Serikat
Topikindo.com– Penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat bukan hal yang baru terjadi. Namun, dampaknya bisa menyulitkan rakyat setempat dan bahkan turut mempengaruhi kondisi perekonomian.
Penutupan pemerintahan pada masa kepemimpinan Presiden Donald Trump membetot perhatian. Penyebabnya adalah dia dan Dewan Perwakilan AS dalam perdebatan soal anggaran tembok perbatasan dengan Meksiko.
Ini adalah penutupan kedua dalam masa pemerintahan Trump. Penutupan yang berkepanjangan ini dimulai pada 22 Desember 2018 tengah malam waktu setempat.
Trump mengajukan anggaran US$5,7 miliar (sekitar Rp 72,8 triliun) untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Namun, Kongres hanya menyanggupi US$1,3 miliar (Rp 18,9 triliun).
Trump berpendapat anggaran itu untuk mewujudkan janji kampanyenya dalam membangun tembok perbatasan, guna menangkal pendatang gelap. DPR AS yang saat ini dikuasai oleh Partai Demokrat yang merupakan seteru Trump memblokir semua pengajuan anggaran untuk
Kongres tidak menyetujui permohonan anggaran tersebut karena dianggap terlalu besar. Lantaran perundingan menemui jalan buntu (deadlock), ujar Trump memilih menutup sebagian pemerintahan
Saat ini Kongres Amerika Serikat dikuasai oleh Partai Demokrat.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS terdiri dari 435 anggota. Yang berasal dari Partai Demokrat berjumlah 235. Sedangkan 199 lainnya berasal dari Partai Republik, dengan satu posisi kosong.
Sedangkan pada Senat AS yang terdiri dari 100 perwakilan didominasi oleh Partai Republik, dengan 52 orang Sedangkan 46 lainnya berasal dari Partai Demokrat, dan 2 perwakilan independen.