TopikIndo.com – Partai Demokrat dinilai bisa menjadi kuda hitam dalam Pilkada Jakarta 2017 mendatang. Syaratnya, mereka bisa memunculkan calon alternatif dari yang ada saat ini.
Peneliti Centre for Indonesian Political and Social Studies (CIPSS), Mohammad Hailuki melihat, hingga saat ini bakal calon gubernur DKI Jakarta hanya ada dua kubu yakni pendukung incumbent Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan pendukung calon selain Ahok.
Namun perlu dilihat, suara-suara yang tidak terlalu respek terhadap kedua kubu itu. Oleh karena itu, menurut Hailuki, di situlah Demokrat bisa memasukkan nama Soekarwo yang kini menjabat Gubernur Jawa Timur dua periode, bisa diajukan.
“Munculnya Soekarwo akan membuat posisi Demokrat menjadi pemain kunci, bukan sekadar pelengkap dalam kontestasi Pilkada DKI. Karena dengan perolehan 10 kursi (di DPRD DKI) Demokrat bisa menjalin koalisi ‘poros tengah’ dengan parpol nasionalis lainnya agar memenuhi persyaratan minimum,” kata Hailuki dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 April 2016.
Berkaca pada Pilkada Jakarta 2012 lalu, dengan kehadiran calon alternatif yakni Joko Widodo yang diusung PDI Perjuangan, Hailuki menilai itu bisa juga dilakukan oleh Demokrat. Menurutnya, ini momentum tepat bagi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
“Merujuk kepada strategi PDIP pada Pilgub 2012 ‘mengimpor’ kepala daerah dari provinsi lain yang juga kader untuk jadi cagub DKI (Jokowi dari Solo, Jawa Tengah), maka cukup logis apabila Demokrat kali ini melakukan hal yang sama,” ujar Hailuki.
Hailuki berpendapat, sosok Karwo sebagai Gubernur Jawa Timur selama dua periode, bisa menarik perhatian kaum pemilih urban Ibu Kota. Sebab, publik bisa melakukan komparasi atas kinerja Karwo di Jawa Timur sebagai bahan penilaian politik.
Dia yakin, elektabilitas mantan Ketua Perhimpunan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI) itu dalam setahun ke depan, berpotensi terus meningkat.
“Terlebih sosok Karwo yang selama ini tercitrakan bijak, tenang, ramah, humoris dan matang tidak didapati pada sosok cagub DKI yang ada saat ini seperti Ahok, Adhyaksa Dault, Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno,” katanya.
Sebagai partai yang mengaku modern, menurut Hailuki Demokrat harus melihat sisi ini juga.
“Kini bola berada di tangan pimpinan Partai Demokrat apakah akan mengambil langkah ‘poros tengah’ atau sekadar menjadi pelengkap kontestasi semata.”