TopikIndo.com – Mohamad Sanusi menjalani pemeriksaan di KPK. Ketua Komisi DPRD DKI Jakarta itu berjanji mengungkap siapa saja yang menerima suap terkait pembahasan aturan reklamasi pesisir di utara Jakarta.
Penyidik KPK memeriksa Sanusi sebagai saksi untuk tersangka Presiden Direktur PT APL Ariesman Widjaja. Dia tiba di kantor KPK, Selasa (5/4/2016) sekitar pukul 10.55 WIB.
Bekas kader Partai Gerindra itu tidak bicara soal kasus yang membelitnya dan buru-buru menuju ruang penyidik. Namun, ia mengaku akan kooperatif dan mengungkap fakta kasus ini.
KPK menangkap tangan Sanusi, Kamis 31 Maret, dengan bukti uang Rp1,14 miliar. Duit diduga suap dari PT APL. Sebelum itu, ia diduga sudah menerima suap Rp1 miliar.
KPK menetapkan Sanusi, Ariesman, dan Trinanda Prihantoro, sebagai tersangka kasus korupsi. Trinanda, karyawan PT APL, diduga perantara suap dari PT APL ke Sanusi.
Perkara ini lekat dengan pembahasan rancangan peraturan daerah soal reklamasi pantai di utara Jakarta. Badan Legislasi Daerah tiga kali menunda paripurna untuk membahas raperda ini dengan alasan peserta rapat tidak kuorum.
Duduk sebagai Ketua Balegda DPRD DKI, yakni Mohamad Taufik dari Fraksi Gerindra yang tak lain kakak kandung Sanusi. Malam setelah menangkap Sanusi, tim KPK menggeledah ruang kerja Taufik di Gedung DPRD DKI.
Sementara, Merry Hotma dari Fraksi PDI Perjuangan selaku Wakil Ketua Balegda. Anggota Balegda terdiri dari perwakilan fraksi. Dari PDI Perjuangan ada Dwi Rio Sambodo, Yuke Yurike, Raja Natal Sitinjak, Wiliam Yani, dan Gembong Warsono.
Taufik Hadiawan dan Rany Mauliani anggota Balegda dari Gerindra. Dari PKS ada H. Nasrullah dan Rifkoh Abriani. PPP diwakili Matnoor Tindoan dan Ichwan Zayadi. Demokrat ada Lucky P. Sastrawiria, A. Nawawi, dan Mujiyono.
Partai Hanura diwakili M. Sangaji dan Hamidi A.R. Partai Golkar ada Ruddin Akbar Lubis dan Zainuddin. PKB ada Hasbiallah Ilyas. Sementara, Partai NasDem ada Bestari Barus.
