Senjata SS2 V1 buatan PT Pindad Bisa Menembus Rompi Anti Peluru Amerika
topikindo.com – Publik media sosial ramai membahas kemampuan Senjata SS2 V1 buatan PT Pindad, yang diklaim mampu menembus rompi anti peluru dan helm standar tempur Korps Marinir Amerika Serikat.
Senjata SS2 V1 buatan PT Pindad merupakan salah satu senjata standar Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Senjata itu diklaim mampu menembus rompi anti peluru dan helm standar tempur Korps Marinir Amerika Serikat.
Keterangan pers Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur menyebut, kemampuan senjata itu terungkap pada Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat.
Kemampuan senjata SS2 V1 diklaim melampaui kemampuan senjata jenis Steyr dan M4 yang digunakan Marinir Amerika Serikat. Pada saat uji tembak, senjata Marinir Amerika Serikat hanya membuat penyok baja penahan peluru setebal 1,75 milimeter pada rompi antipeluru, sementara SS2 V1 yang berkaliber 5,56 mm mampu menembusnya.
SS2 adalah singkatan dari Senapan Serbu 2, sedangkan SS2 V1 adalah versi standar senjata tersebut. Senjata itu dibuat berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi perusahaan senjataFabrique Nationale (FN), Belgia.
Sekadar informasi, Latihan Bersama Multilateral Rimpac 2016 diikuti 100 prajurit awak KRI Diponegoro-365 beserta 45 prajurit Marinir. KRI Diponegoro-365 dipimpin Letkol Laut (P) Tunggul, sedangkan prajurit Marinir dipimpin Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar.
Rimpac merupakan kegiatan latihan bersama yang diadakan Angkatan Laut Amerika Serikat setiap dua tahun sekali. Kegiatan itu merupakan latihan bersama multilateral terbesar di dunia.
Nah, publik jejaring sosial ramai membicarkan keunggulan senjata buatan dalam negeri itu.
Di jejaring sosial Facebook, misalkan, akun Deson Yudi Irawan mengaku turut bangga. Menurut dia, senjata buatan PT Pindad menggetarkan militer negara lain.
“Bravo Pindad. Bravo Indonesia. Kalau dapat dipertahankan kualitas dan ditingkatkan inovasinya. Makin takut dah militer negara lain,” katanya.
Akun Furkam Satriawan optimistis PT Pindad mampu menghasilkan senjata yang lebih baik pada masa depan. Tidak hanya sekadar menembus rompi anti peluru. “Menghargai hasil karya negara sendiri. Jangan hanya nonton, langsung aja ke Pindad daripada dikibulin sama Amerika. Padahal buatan Pindad akan lebih ditakuti dunia,” cuitnya.
Akun Nyong Goblek mengamini kemampuan PT Pindad memproduksi senjata sudah diakui dunia. Dia berharap militer Indonesia tidak mudah mempublikasikan kemampuan senjata ke militer negara lain. Dia khawatir, negara lain akan mencari kelemahannya. “Wah hebat laaaah… Tapi kok dibuka terus sih kemampuannya. Nanti kalau perang mereka udah tahu kemampuan senjata Indonesia, kita bisa kalah,” katanya.
Ada juga netizen yang tidak yakin klaim senjata buatan PT Pindad lebih top dibanding senjata sekelas produk negara maju.
“Jangan percaya, rompi standar US pake bahan kevlar, disisipi juga plat khusus yang terdiri dari beberapa level yang mampu menahan tembakan dari bermacam kaliber sesuai levelnya. Jangan mudah dikibulin,” tulis pengguna akun Rudi Petterson.
Senada penilaian Galung Naposo Sitorngom. Dia ingin PT Pindad membuat senjata menggunakan teknologi terbaru. “Biasa aja. Belum dapat dibanggakan. PT Pinpad buatin dong senjata yang bisa melihat musuh di malam hari. Atau yang paling mutahir semi sniper bisa bekerja malam dan siang hari,” sarannya.
Komandan Satgas Marinir Indonesia, Mayor Mar Indra Fauzi Umar, yang memimpin 45 anggota Marinir TNI AL pilihan mengatakan, zeroing senjata dilaksanakan oleh tiga negara yakni Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia, yang tergabung dalam satu kompi.
Dia menjelaskan, program zeroing senjata merupakan program tambahan yang dilaksanakan sebelum latihan sebenarnya digelar. Zeroing dilakukan untuk membedah setting dan perkenaan senjata yang dipakai oleh anggota kompi. “Zeroing untuk mengenalkan senjata, tujuannya agar bidikan tepat,” jelasnya.
Menurutnya, uji tembak dilakukan dalam jarak standar zeroing, yakni 25 meter atau seperempat dari jarak menembak sebenarnya pada saat latihan. Seluruh jenis senjata yang dipergunakan dalam latihan harus melalui proses zeroing agar dalam satu kompi saling mengetahui kekurangan dan kelebihan perangkat anggota kompi lain. “M4 dan Steyr cuma penyok, sama peluru kaliber 5,56 centimeter Pindad tembus,” tandasnya. Proses pengenalan senjata antar anggota kompi, kata dia, merupakan sesi menarik yang ditunggu-tunggu dalam sebuah even latihan bersama. Lanjutnya, setiap negara yang mengirimkan pasukan dalam latihan multilateral biasanya memiliki rasa ingin tahu dan penasaran terhadap senjata yang dipergunakan oleh kontingen negara lain.
“Saat itu USMC menggunakan senjata jenis M4, Australia menggunakan Steyr dan kita (Indonesia) menggunakan produk Pindad,” ucapnya.
Menurutnya, uji tembak dilakukan dalam jarak standar zeroing, yakni 25 meter atau seperempat dari jarak menembak sebenarnya pada saat latihan. Seluruh jenis senjata yang dipergunakan dalam latihan harus melalui proses zeroing agar dalam satu kompi saling mengetahui kekurangan dan kelebihan perangkat anggota kompi lain.