Lembaga kajian politik Voxpol Center memperkirakan tensi politik nasional di tahun 2017 akan menurun, meski tahun ini akan digelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di sejumah daerah di Indonesia. Itu ditandai dengan banyaknya partai politik yang bergabung dengan pemerintahan.
“Konstelasi politik tensinya akan menurun, saya kira tahun 2017 tidak seperti tahun 2016 yang konstelasi dan tensinya tinggi,” kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi di Jakarta, kemarin .
Konstelasi dan tensi politik sepanjang 2016 cukup tinggi yang ditandai dengan berbagai peristiwa yang terjadi di level eksekutif, legislatif dan partai politik.
Di parlemen kasus dugaan “papa minta saham” yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto sempat membuat gaduh dunia politik. Sementara di tingkat eksekutif, reshuffle jilid II juga dinilai sempat menjadi perhatian publik.
Selain itu peristiwa terbelahnya beberapa partai politik juga turut menaikkan tensi politik nasional. Publik menilai dualisme partai ini tidak terlepas dari adanya dugaan intervensi SK Menkumham dan tren oligarki di internal partai itu sendiri.
Meskipun demikian, di sepanjang 2016 Presiden Jokowi tampak mulai berhasil merangkul partai politik di parlemen. Hal tersebut diyakini akan semakin memperkuat pemerintahan. Bahkan belakngan ada sinyal PKS dan Gerindra pun ingin bergabung ke koalisi pemerintahan. Bagaimana menurut Anda?
Terimakasih
Facebooker
mungkin lelah juga kalau berantam tiap hari. sudah saatnya semua pihak, termasuk para petinggi partai politik untuk meninggalkan sejenak berbagai konflik yang terjadi, untuk sama-sama fokus membangun negeri. menciptakan suasana politik dan ekonomi yang kondusif untuk investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. apalagi tahun ini masih banyak kekacauan politik luar negeri yang berdampak ke Indonesia, yang harus dihadapi bersama…trimakasih
Raihan Tanjung:
Dinamika politik nasional tahun 2017 dipastikan akan lebih tinggi daripada dinamika politik 2016. Perbedaan pandangan partai politik baik di pilkada maupun parlemen menjadi pemicunya.Tahun 2017 ada pilkada serentak, terutama Pilkada DKI Jakarta ya. Terus ada pembahasan UU Pemilu, UU MD3, saya menduga UU MD3 tidak selesai tahun ini. Yang wacana penambahan unsur pimpinan dewan tidak semua parpol setuju. Suhunya politik 2017 lebih panas dari 2016.Perpecahan parpol pemerintah karena dukungan di Pilkada Serentak 2017, khususnya Pilkada Jakarta sudah terlihat jelas. Pecahnya dukungan itu tentu berdampak pada penggodokan UU di parlemen dan dukungan kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Misalnya koalisi partai pendukung Jokowi-JK, saat ini dalam kasus Pilkada Jakarta pecah ke dalam dua kubu. Satu mendukung Ahok, satu dukung Agus-Sylvi. Ahok itu kita belum tahu akan ke mana ujungnya, tapi apapun hasilnya, entah Ahok menang atau kalah dalam pilkada akan berdampak pada stabilitas koalisi pendukung Jokowi.Pada tahun 2017 ini pasca pilkada Jakarta bisa saja Partai Gerinda merapat ke pemerintahan. Sementara partai-partai Islam seperti PAN, PKB atau PPP dan PKS yang bersebrangan kemungkinan bisa dievaluasi.Politik itu segala sesuatu mungkin saja. Kalau parpol berbasis Islam seperti PAN, PKB, dan PPP mengecewakan Jokowi, mungkin salah satu atau dua-dua atau tiga-tiganya dievaluasi diganti dengan Gerindra. Mungkin saja tapi tergantung perkembangan politik ke depan. Tapi Jokowi memang akan lakukan evaluasi koalisi tentunya…JADI SIAPA PULA YANG BERANI BILANG SUHU POLITIK 2017 TIDAK AKAN PANAS?
Askar Marlindo:
syukurlah kalau begitu, berarti pemerintah bisa fokus untuk pembangunan dan perbaikan ekonomi. Dengan begitu perlambatan ekonomi global, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi China serta berbagai kondisi di luar negeri yang berdampak kepada ekonomi Indonesia dapat diatasi bersama. Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan di dalam negeri, seperti pembangunan infrastruktur, mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan menggenjot pendapatan negara yang sempat kedodoran beberapa tahun lalu.
Kamaruzzaman Persein:
pernyataan pengamat politik itu belum tentu benar. karena di tahun 2017 ada pilkada serentak di banyak daerah di Indonesia. pasti ada konflik, pasti ada kekisruhan politik, baik tentang proses dan hasil pilkada maupun dualisme pengurusan partai, seperti yang terjadi selama ini. walau di tingkat pusat tampaknya diklaim sudah dingin
Anita Sari:
rakyat di bawah tentu berharap seperti itu. makanya kita berharap agar para pimpinan parpol dan pemerintah saling bekerja sama untuk mewujudkan situasi politik yang kondusif. jangan hanya sibuk mengurusi usuran internal partainya, saling sikut dan berebut kursi kekuasaan, hingga lupa urusan rakyat, lupa tugasnya memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Janes Cipit:
walaupun seluruh partai politik mendukung pemerintah, bukan tidak ada gejolak politik. memang di tingkat pusat, sedikit menurun suhunya. tapi di daerah diperkirakan bakal panas. karena pilkada serentak tahun ini berpotensi menimbulkan gejolan politik di akar rumput. kisruh kepengurusan dan hasil pilkada bisa menjadi pemicunya. jika tidak segera ditangani atau diantisipasi berpotensi pecahnya konflik horizontal
Paijan Lase:
baguslah kalau memang suhu politiknya turun di tahun ini. kata pengamat ekonomi situasi politik dan ekonomi yang kondusif menjadi syarat utama terjadinya percepatan pembangunan di negeri ini
Rambo Sundel:
kalau parpol rukun, maka suhu politik pun memang pasti akan turun. smoga menjadi nyata
Sugeng Bulet:
Kalo suhu nya turun, berarti Parts I politiknya perang dingin ya….Dlm politik mmg tdk Ada musuh yg abadi, semua tergantung kepentingan politisi…
Sutriono Syarif Hidayah:
Ada benarnya juga kata pengamat itu, biasanya kalau sudah dapat jatah semua, sudah mendapatkan bagiannya masing-masing, sudah selesai berbagi, ya aman2 aman saja…tapi sepertinya kondisi itu tidak lama. reda hanya sesaat, keserakahan selalu kembali merejail
Yolanda Sangi:
Black Berry Messenger
Ada kemungkinan laju perpolitikan untuk tahun 2017 naik turun. Hal ini disebabkan ketika partai penyeimbang belum juga mendapat posisi bagian pada koalisi pemerintahan. Akan tetapi pandangan ini masih satu bagian, sementara untuk melihat situasi perpolitikan saat ini rasanya terjadi ketidak harmonisan yang terselubung ditubuh koalisi pemerintahan, hal ini disebabkan dengan bergabungnya beberapa partai besar yang secara otomatis akan mengurangi jatah yang partai pendukung senbelumnya. Sikap yang seperti ini menjadi pilihan pahit buat partai pendukung presiden. Akan tetapi keuntungan buat pemerintah sendiri
Bang AM:
menurut saya pasti meningkat karena pasti banyak orang yang ingin menjadi nomor satu di bangsa ini
wisnu Bless:
Selama setahun ini, suhu politik di tanah air mengalami peningkatan dan cenderung panas. Peningkatan suhu politik itu tidak lepas dari pengaruh politik Pilkada di DKI Jakarta, meskipun Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2017 akan diadakan di 101 daearah Kabupaten/Kota dan Provinsi.
AMAT YOU:
Secara umum suhu politik memang akan menurun,walau kemungkinan riak tetap ada diseputar sengketa perhitungan suara,namun tidak dalam skala besar.Dari sisi kestabilan politik jelas akan lebih stabil,karena parpol daerah akan tunduk pada kebijakan pusat.Dan memang kekompakan ini harus ada – sekalipun mungkin tetap ada perbedaan pandangan – tetapi sudah dapat diredam karena ada kesepakatan politik. Dalam kondisi saat ini maka pemerintahan ini akan diuji, apakah tetap bisa konsisten melaksanakan kebijakan pro rakyat dan tentunya juga kejelian pemerintah dalam menyikapi masalah “lintas sektoral” dan tentunya kebijakan yang bisa diterima semua parpol koalisi.
Herman:
Semoga aj partai politik bisa sejalan degan pemerintahn tanpa ad kegaduhan , dan meningkatkan kepercayaan masyarakat .
Rizky kurniawan:
Memang jelas tampak didepan mata, Presiden Jokowi berhasil menjadikan politik di Indonesia adem tahun 2017 ini, “jempol” atau “ada udang dibalik bakwan?” Hmm… hanya mereka yang tahu… . Semoga saja Pilkada serentak di Indonesia nanti tertib dan damai, agar masyarakat Indonesia tambah percaya kepada pemimpin yang dipilihnya. “Sangat diimpikan masyarakat indonesia adalah pemimpin yang tegas dan bijaksana untuk kedepannya”. Itulah yang terpenting.